watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita dewasa
Pijat urut berujung ngentot

Ini
merupakan pengalamanku yang pertama kali
berhubungan sex dengan wanita yang lebih tua
dariku. Karena aku biasanya ngentot dengan
gadis-gadis belia, apalagi dengan cewek-cewek
abg yang masih smp pasti hasrat sex dan nafsu
ngentot ku bakal tak terbendung. Karena itu cerita
ngentot wanita dewasa janda ini merupakan
pengalaman spesial dan baru bagiku. Simak saja
cerita dewasa berikut ini untuk mengetahui jalan
ceritanya.
Aku mempunyai saudara sepupu bernama
Monica yang umurnya kurang lebih 45 tahun. Dia
sudah menjanda selama tiga tahun. Sekarang dia
tinggal di salah satu perumahan yang tidak terlalu
besar maupun kecil. Kebetulan anak dari
sepupuku ini sudah ditempat kost, karena mereka
lebih dekat dari tempat kuliahnya. Aku kadang-
kadang mampir ketempatnya, untuk mengobrol
maupun mendengar keluh kesah dia, karena dari
kecil kami sangat akrab.Suatu saat aku mampir,
terlihat beberapa teman sepupuku yang sedang
bertamu. Biasanya aku langsung ke ruang tamu
dibelakang, membaca koran, majalah atau
menonton televisi. Karena aku pikir mereka
sedang mengobrol seputar cowok atau mengenai
salon. Lalu aku dipanggil oleh sepupuku untuk
diperkenalkan kepada teman-temannya.
“Kenalin nich Mbak Rika dan Mbak Nita” kata
sepupuku.
Aku menjabat tangan satu persatu teman
sepupuku ini. Karena mereka sepertinya sangat
santai sekali cara mengobrolnya, aku agak
sungkan lalu aku ke belakang kembali. Kudengar
cara mereka bicara seperti anak-anak seumur
tujuh belas tahun, mungkin bila di depan anak-
anak mereka, tidak begitu cara mereka berbicara.
Mereka tinggal di perumahan Bintaro, bila dengar
cerita sepupuku Mbak Rika baru enam bulan ini
ditinggal oleh suaminya karena kecelakaan
pesawat terbang, sedangkan Mbak Nita adalah
seorang istri pejabat yang sering ditinggal
suaminya keluar negeri. Mbak Rika mempunyai
tubuh padat, kulit putih, tinggi kurang lebih 165
cm. Sedangkan Mbak Nita agak langsing dengan
payudara yang agak lumayan menonjol serta
mempunyai warna kulit yang sama dengan Mbak
Rika.
“Mon aku pulang dulu yach, tuch sudah dijemput
anakku, masalahnya aku mau ke Bogor ada acara
arisan” kata Mbak Nita.
“Lho aku pulang dengan siapa nich” sela Mbak
Rika.
“Gampang nanti diantar oleh adik gue” jawab
Monica seraya menepuk bahuku.
“Wach enggak ngerepotin nich Mas” kata Mbak
Rika kembali.
“Enggak koq Mbak” jawabku.
Lalu aku disuruh menemani Mbak Rika
mengobrol, karena sepupuku Monica hendak
mandi. Kulihat Mbak Rika memakai rok hitam
serta blazer berwarna pink, duduk santai dikarpet
membaca majalah sambil meluruskan kakinya.
Kulihat begitu bening kulit dipahanya. Lalu kami
mengobrol panjang lebar, tapi kulihat dari
pandangan Mbak Rika agak sedikit genit, sehingga
membuatku pusing juga. Setelah Monica selesai
mandi, Mbak Rika mohon pamit.
“Mas tolongin dong, maklum nich sudah tua”
sambil minta tolong kepadaku supaya meraih
kedua tangannya untuk berdiri.
“Ha ha ha Rika.. Rika.. Makanya minum jamu
dong” ledek Monica terhadapnya.
“Aduch.. Koq begini yach pinggangku” jawab
Mbak Rika sambil menunduk memegang
pinggangnya.
“Nach lho.. Kenapa nich” tanya Monica.
“Enggak tahu nich” jawab Mbak Rika.
Lalu aku tuntun Mbak Rika ke dalam mobil.
“Ok. Mon.. Sampai lusa yach bye.. bye.. ”
Dalam perjalanan Mbak Rika duduk di depan,
menemaniku membawa mobil, dia juga minta
izin kalau dia mau rebahan sambil menurunkan
sandaran jok kebelakang. Kadang kucuri pandang
paha Mbak Rika yang agak tersingkap dari roknya.
“Mas sepertinya pinggangku agak salah urat nich
saat duduk di karpet tadi”
“Wach itu harus cepat-cepat diurut lho.. Mbak”
kataku.
“Tapi mau cari tukang urut dimana, malam-
malam begini” kata Mbak Rika.
“Memang anak-anak Mbak enggak ada yang bisa
mengurut Mbak?” tanyaku memancing.
“Mereka semua di Jogya Mas, kuliah disana”
jawabnya.
“Yach kalau enggak keberatan, aku bisa sich
mengurut pinggang Mbak Rika” pancingku lagi.
“Yach udach.. ” jawabnya mengangguk.
Singkat cerita aku menunggu Mbak Rika diruang
tamu, karena dia sedang ganti baju sambil
membuatkan aku teh manis. Mbak Rika keluar
dari ruang tengah sambil membawa cangkir
minuman untukku, dengan hanya mengenakan
daster yang amat tipis, sehingga secara samar-
samar terlihat BH serta celana dalamnya. Wach
tambah pusing aku dibuatnya.
“Minum dulu dech Mas” sapa dia.
Lalu aku diajak ke dalam kamar Mbak Rika, untuk
diurut.
“Mas bagian sini nich” sambil Mbak Rika
mengangkat dasternya hingga kebahunya dalam
keadaan terlungkup ditempat tidur.
Memang Mbak Rika ini mempunyai tubuh yang
padat, hingga kedua belah bagian pantatnya
tampak tersembul ke atas, dan yang lebih gilanya
dia memakai celana dalam yang model
belakangnya hanya seutas tali yang menyelip
diantara kedua belah pantatnya. Tak disangka hari
ini aku menikmati pemandangan yang luar biasa
indahnya. Lalu aku mengambil minyak dari
keranjang yang telah dia sediakan, didalam
keranjang itu juga ada beberapa botol alat-alat
untuk mandi. Aku mulai menggosok bagian
pinggangnya dan kadang-kadang tanganku
kusentuh pada bongkahan daging pada kedua
belah pantatnya. Dia rupanya sangat menikmati
urutan tanganku dipinggangnya, hingga dia
terlelap tidur.
“Mbak gimana sudah agak enakan enggak?”
tanyaku.
Dia kaget terbangun lalu, dia berkata “Mas bisa
tolong sekalian betis kakiku enggak, masalahnya
agak pegal-pegal juga nich”
“Yups.. ” jawabku singkat.
Tampak Mbak Rika agak merenggangkan kedua
belah kakinya dan tetap dalam posisi terlungkup,
tampak sekilas kulihat pinggiran lubang vagina
Mbak Rika tersembul diantara celana dalamnya
yang memang hanya berbentuk segitiga pada
bagian depannya. Aku lalu menukar minyak
gosok dengan body oil dalam keranjang diatas
meja dekat tempat tidur Mbak Rika. Aku mulai
menggosok dari betis ke arah paha dengan
melumurkan body oil agak banyak. Terus kuurut
kedua belah betis Mbak Rika hingga sampai kedua
belah pahanya.
“Mas urutnya agak ditekan sedikit dibagian sini
Mas, soalnya pegel amat sich” kata Mbak Rika
sambil menunjuk antara paha dan pantatnya
dibagian belakang, lalu dia juga membuka tali dari
celana dalamnya dan menariknya lalu ditaruhnya
dekat bantal dikepalanya. Makin jelas sudah kulihat
vagina Mbak Rika dari bagian belakang dan
tampaknya bulu-bulu jembutnya dicukur bersih
olehnya. Aku mulai menekan pantatnya dengan
kedua jempolku, dan kadang-kadang aku sentuh
lubang anus Mbak Rika dengan sentuhan
halus.“Och..” tampak Mbak Rika mulai mendesah.
Aku tuang body oil banyak-banyak dikedua
bongkahan daging dipantatnya, lalu aku mulai
menggosoknya turun naik dari kedua pahanya.
Lalu Mbak Rika menyuruhku menaruh body oil
ditelapak tanganku, lalu dipegangnya tanganku
dan ditaruh disela-sela lubang kemaluannya.
“Mas tolong gosok dibagian ini yach Mas”
pintanya.
Lalu aku mulai menggosok bibir kemaluannya
mulai dari lubang anus Mbak Rika.
“Och.. Mas teruskan Mas.. Och.. ”
Kulihat Mbak Rika mulai terangsang oleh
sentuhan-sentuhan kelima jariku. Tanpa buang
waktu sambil menggosok body oil kumasukan
jari tengahku ke dalam lubang kemaluannya,
terus kulalukan beberapa kali, dan kulihat kedua
tangan Mbak Rika meramas keras sprei ditempat
tidurnya. Tiba-tiba Mbak Rika bangun dari tempat
tidurnya lalu menyerangku dengan ciuman
dibibirku sambil mempermainkan lidahnya. Dan
dia berbisik.
“Mas aku buka bajunya yach”
Aku hanya mengangguk tanda setuju.
Dilepaskannya baju dan celanaku, hingga tak
selembarpun benang menempel ditubuhku.
“Daster Mbak aku buka juga yach”
Diapun mengangguk setuju. Aku disuruhnya
duduk disamping tempat tidurnya, lalu
disodorkan kedua belah buah dadanya
kemulutku, dan aku sambut dengan melumat
kedua belah bongkahan daging kenyal didadanya.
Tangan kananku juga sudah bermain disekitar
vagina Mbak Rika, tampaknya bekas body oil
yang tadi sudah bercampur dengan cairan bening
dilubang kemaluan Mbak Rika. Dia makin
mendekap kepalaku kedadanya, dan kadang-
kadang pinggulnya menghentak-hentak ke
arahku, saat jari-jariku keluar masuk ke dalam
lubang kemaluannya.
Lalu dia jongkok dihadapanku dan mulai
memasukan penisku ke dalam mulutnya, tampak
penisku hilang ditelan oleh gumulan mulutnya
hingga masuk menyentuh tenggorokannya. Rasa
nikmat mulai menjalar keubun-ubun kepalaku.
Lalu dia permainkan lidahnya pada ujung bagian
bawah penisku. Wach sangat pintar sekali pikirku
Mbak Rika ini cara merangsang laki-laki.
“Mas mau khan gantian” pintanya.
Aku mengerti bahwa Mbak Rika minta dijilati
vaginanya. Lalu dia mengambil handuk kecil,
disemprotnya handuk tersebut dengan minyak
wangi, yang kutahu bukan minyak wangi lokal,
lalu dibersihkan selangkangannya dengan handuk
tersebut. Lalu diapun tidur terlentang dengan
mengganjal pantatnya dengan dua buah bantal
tidurnya. Maka tampak jelas lubang kemaluan
Mbak Rika yang telah mempunyai bibir disisi
kanan kirinya dengan warna merah kecoklat-
coklatan. Dan tampak pula lubang anus Mbak Rika
yang sudah berwarna coklat tua, pasti dia pernah
bermain anal sex juga nich pikirku. Dan memang
tidak terlihat sehelai rambutpun disekitar
kemaluan dan anusnya.
Lalu aku mulai jilat bibir kemaluan Mbak Rika, dan
memang tidak tercium bau yang aneh-aneh,
berarti memang Mbak Rika sangat rajin merawat
tubuhnya. Dia mulai menggelinjang diatas tempat
tidurnya, saat kusapu kemaluannya dengan
lidahku. Lalu aku oleskan telunjukku dengan body
oil, dan kumasukan pelan-pelan ke dalam lubang
anusnya, berbarengan dengan lidahku
mempermainkan kelentitnya.
“Och.. Och.. Och..!!”
Tampak teriakan Mbak Rika sepertinya tidak
menghiraukan akan ada orang lain yang
mendengarkannya.
“Teruskan Mas.. Jangan berhenti.. Och.”
Terus kupermainkan kedua lubang Mbak Rika,
akhirnya dia memintaku untuk memasukkan
penisku ke dalam lubang kemaluannya. “Mas..
Pakai kondom yach.., itu ambil didalam laci”
Ternyata didalam laci kulihat bukan hanya
kondom, tetapi ada beberapa penis yang terbuat
dari karet elastis juga terdapat didalamnya.
Setelah kupakai kondom, kumasukan penisku ke
dalam kemaluannya, langsung aku hentak keras
beberapa kali lubang kemaluannya. Iapun
mengimbangi dengan mengangkat pantatnya
tinggi-tinggi, terus kulakukan permainan keras
tersebut selama tiga puluh menit, hingga kulihat
Mbak Rika tidak lagi melakukan perlawanan.
Sedangkan penisku belum ada tanda-tanda mau
mengeluarkan pejunya, lalu aku cabut penisku
dari lubang kemaluan Mbak Rika. Perlahan-lahan
aku masukan ke dalam lubang anus Mbak Rika
sambil meneteskan body oil dibagian atas
penisku.
“Pelan-pelan Mas..”
Terus aku tekan penisku hingga terpendam habis
dilubang anus Mbak Rika, dan pelan-pelan juga
aku tarik, lalu aku masukan kembali, sampai Mbak
Rika tidak membuat reaksi tanda sakit dilubang
anusnya. Aku mulai menggenjot tanpa henti
penisku ke dalam lubang anusnya, dan karena
tidak selonggar lubang kemaluan Mbak Rika,
pejuku mulai berlomba-lomba ingin keluar.
Dan saat pejuku hendak muncrat kutekan penisku
dalam-dalam sambil mencium bibir dan
merangkul tubuh Mbak Rika kuat-kuat. Setelah itu
aku terkulai disisi tubuh Mbak Rika. Dan kulihat
Mbak Rika mencabut kondomku lalu
membersihkan penisku dengan handuk kecilnya.
Lalu iapun merangkul diriku, sambil berbisik.
“Jaga rahasia kita berdua ini yach Mas..”
Akupun mengangguk lalu kukecup keningnya,
sambil merangkulnya erat-erat.


Adult | GO HOME | Exit
1/8649
U-ON

inc Powered by Xtgem.com